- Jurnal Internasional
- Judul : Business and Information Systems Engineering Links Science with Entrepreneurship (Bisnis dan Teknik Sistem Informasi Links Ilmu dengan Kewirausahaan)
- Penulis : August-Wilhelm Scheer
Analisis/ Rangkuman Jurnal
Salah satu indikator keberhasilan besar bagi ilmu penelitian yang digunakan adalah laju perpindahan dari penelitian ke dalam praktek. Hanya jika produk beton dan sukses ekonomi yang berasal dari hasil penelitian, ilmu tersebut dapat menginduksi dampak. Namun, proses ini inovasi wajib kebutuhan kewirausahaan. Dalam domain sistem informasi bisnis, dua perusahaan Jerman SAP AG dan IDS Scheer AG menunjukkan bahwa menghubungkan penelitian dan inovasi adalah kunci keberhasilan abadi di pasar teknologi informasi.
- Inovasi membutuhkan kewirausahaanBisnis dan Sistem Informasi Teknik (Bise) adalah ilmu aplikasi berorientasi. Temuannya mungkin memiliki efek luas jika mereka menemukan jalan mereka ke produk dan konsep yang mempengaruhi penggunaan praktis sistem informasi dalam organisasi. Jika hasil penelitian harus diterjemahkan ke dalam produk, kewirausahaan akan perlu dilibatkan. Dengan kewirausahaan kita memahami kemampuan untuk mengimplementasikan visi dari apa-apa, sehingga untuk berbicara. Ini panggilan untuk kewirausahaan yang akan dikombinasikan dengan atribut seperti kesediaan untuk menanggung risiko serta kemampuan inovatif ("perusak kreatif" Schumpeter). Sebuah contoh yang baik dari ini adalah kisah Bill Gates, yang putus saja di Harvard untuk menemukan apa yang menjadi raksasa Microsoft global yang - dari dalam garasi. Hal ini karena relevansi praktis yang Bise tergantung terutama pada identifikasi energi kewirausahaan yang akan mempercepat transfer hasil penelitian.
- Inovatif produk IT sebagai prasyarat untuk kemakmuran masa depan
- Balap untuk inovasiPerlombaan untuk inovasi di antara negara-negara industri Barat telah demikian dimulai. Yang pada akhirnya akan menjadi pemenang atau pecundang dalam lomba ini akan tergantung pada sejauh mana masing-masing perekonomian nasional berhasil memobilisasi cadangan untuk inovasi.
- IT menciptakan peluangAda banyak bukti internasional terkemuka bahwa penelitian dapat berfungsi sebagai pembuka untuk menarik, perusahaan TI global yang berorientasi masa depan, Amerika Serikat memiliki banyak contoh untuk menawarkan, seperti SUN, Google atau CISCO, yang semuanya dimulai sebagai spin-off dari atas universitas Amerika Stanford dan kini telah menjadi organisasi global. Kebetulan, ketika Google go public, Stanford University juga menerima durian runtuh dari investasi awal dalam pendirian usaha: angka berkisar antara beberapa ratus juta untuk lebih dari satu miliar dolar yang dilaporkan. Bidang ini juga telah melahirkan baru-baru ini perusahaan sukses start-up seperti Facebook.
- Persyaratan Wirausaha ditempatkan pada peneliti sistem informasiMengajar atau memotivasi orang untuk menjadi pengusaha bukanlah tugas yang mudah. Kursi departemen dari "Kewirausahaan" bisa membantu di sini, tetapi tidak begitu banyak penelitian ke kewirausahaan yang terlibat di sini sebagai diskusi dan analisis kisah sukses praktis. Sama seperti dengan membesarkan anak-anak, kuncinya adalah menetapkan "contoh yang baik". Profesor dari Bise juga diminta untuk melakukan sedikit mereka di sini. Jika mereka bertindak sebagai model peran bagi keberhasilan dengan mengelola kursi dan lembaga atau sendiri start-up secara lugas, mereka akan memotivasi siswa dan karyawan mereka untuk mengambil inisiatif kewirausahaan.
- Persyaratan-Penelitian terkait ditempatkan pada pengusahaSebagai pengembangan pasca-perang yang dijelaskan di atas mendorong banyak dosen dan ilmuwan yang terlibat dalam penelitian fundamental untuk mundur menjadi "menara gading", industri tidak sangat cenderung untuk bekerja sama dengan dunia akademis pada proyek-proyek penelitian. Secara umum diyakini bahwa peneliti baik tidak tertarik untuk bekerja sama dengan industri, atau bahwa hasil akhirnya tidak akan dapat digunakan pula. Sebagai gelombang inovasi yang terjadi begitu cepat, terutama di industri TI, dengan pengetahuan segar menghasilkan sukses start-up luar negeri, seperti yang ditunjukkan oleh contoh-contoh di atas, perubahan telah terjadi.
- Tindakan di sektor penelitianDi sektor penelitian, faktor akselerasi yang paling penting adalah perubahan dalam sistem kami nilai. Pada saat yang sama, ini juga merupakan faktor yang paling sulit untuk membawa. Hal ini tidak lagi ilmuwan yang menghasilkan paling catatan kaki dan menerbitkan pengetahuan insider di sedikit-baca, jurnal yang sangat-khusus yang adalah peneliti yang ideal - tetapi peneliti yang mampu menindaklanjuti ide nya untuk peluncuran produk dewasa . Oleh karena itu manajer penelitian yang dinamis harus menerima pengakuan di tingkat ilmiah. Namun demikian, tidak mudah untuk melatih individu tersebut dan menarik mereka ke dunia penelitian. Orang-orang yang dapat mengklaim memiliki sama-sama membuktikan diri baik dalam penelitian dan manajemen / bisnis tipis di tanah dan tidak bisa karena tertarik dengan tingkat gaji yang ditawarkan oleh sektor publik.
- Saran untuk industriKesediaan perusahaan untuk mengambil bagian dalam proyek-proyek penelitian yang didanai publik dapat didorong dengan menghilangkan hambatan birokrasi. Aplikasi untuk pendanaan penelitian, misalnya yang disampaikan ke Uni Eropa, terkait dengan pita merah yang berlebihan di mana usaha kecil dan menengah yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu untuk menyederhanakan prosedur aplikasi untuk perusahaan tersebut. Di atas semua, perusahaan yang telah berhasil mengambil bagian dalam proyek-proyek penelitian harus diberikan preferensi ketika datang ke aplikasi baru.
- Judul : Kewirausahaan (Entrepreneurship): Modal Manusia dalam Membangun Perekonomian
- Penulis : Sabri (Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Almuslim Bireuen – Aceh)
Analisis/ Rangkuman Jurnal
- Pengertian Kewirausahaan (Entrepreneurship)Kewirausahaan (Entrepreneurship) merupakan persoalan paling penting didalam per-ekonomian suatu bangsa yang sedang membangun seperti Indonesia. Persoalan yang kita hadapi saat ini adalah masih rendahnya minat masyarakat untuk menjadi wirausaha. 4,676 juta orang (0,8 persen) penduduk Indonesia memilih menjadi wirausaha. Kondisi ini masih sangat jauh jika dibandingkan dengan Negara-negara lain seperti Singapura, Cina dan Amerika Serikat. Kelompok kewirausahaan (entrepre-neurship) yang dikenal sebagai modal manusia memiliki peranan dalam memajukan perekonomian. Kemajuan bangsa Jepang dan Cina misalnya dimotori oleh wirausawaan. Gelombang usahawan lah yang telah merubah wajah Negara-negara tersebut menjadi Negara dengan tingkat capaian ekonomi tertinggi di dunia.
- Modal Manusia berjiwa Entreprenuer
- Percaya DiriSelfconfindence (kepercayaan diri) suatu perpaduan antara sikap dan keyakinan seseorang dalam mengkaji suatu tugas atau pekerjaan. Sifat internal manusia adalah keper-cayaan diri yang besar untuk melakukan suatu pekerjaan, bukan karena suatu paksaan. Seseorang dengan Selfconfindence yang tinggi akan menjadi entrepreneur (wirausaha) tanpa sedikitpun ragu dalam melangkah untuk mencapai tingkat wira-usaha pemula, tangguh dan handal. Tanpa sedikitpun terpengaruh dengan lingkungan yang akan merumuskan motivasinya menjadi orang sukses. Optimisme dan keberanian mengambil resiko dalam mengkaji suatu tantangan tugas tidak luput dari pengaruh kepercayaan diri yang ada.
- Sikap Mental WirausahaAgama Islam sudah mengarahkan bahwa manusia khususnya kalangan muslim untuk senantiasa memiliki sifat wira dan ksatriayang meliputi keteladanan, keluhuran,keberanian, penuh tanggung jawab, lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi dan golongan atau kelompok, jujur dan berjiwa besar. Nabi Muhammad saw salah satu seorang entrepreuner (wirausaha) yang patut kita contoh, dengan sifat keteladanan, keluhuranbudi dan jujur. Beliau berhasil mengem-bangkan agama islam dengan dakwah yang dibarengi aktivitas bisnis. Wirausaha di zaman millenium ini perlu meneladani Rasullullah, clean and clear, bersih dari upaya pembohongan hanya untuk kepentingan individu.
- Mengubah Pola PikirPola pikir yang diwujudkan dalam cita-cita untuk menjadi pegawai sebenarnya sudah terjadi diberbagai belahan dunia sejak puluhan tahun yang lalu. Seorang penulis tentang motivasi yang terkenal yaitu Max Ghunter pernah mengkritik sistem pendidikan di Amerika Serikat tahun 70an yang katanya hanya akan melahirkan lulusan “sanglaritis” yang artinya mereka mempunyai mental buruh, yaitu ingin menjadi pegawai negeri atau karyawan swasta. Mereka kurang mampu dan mau menciptakan lapangan kerja sendiri.
- Kreativitas Dalam WirausahaSeorang wirausaha adalah seorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (startup), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemampuan untuk mencari peluang (opportunity ), keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide.
Mayoritas orang mengabaikan kreativitas karena dia tidak mengetahui manfaat kreativitas tersebut. Ada beberapa contoh pentingnya kreativitas yaitu: 1)Dalam hidup ini tidak selalu mulus, kita terkadang berbenturan dengan masalah, namun kita harus cepat tanggap seberapa besar kemampuan kita untuk memecahkan masalah tersebut, dengan cara berfikir kreatif untuk mencari ide atau jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut. 2) Dalam dunia bisnis persaingan adalah tantangan utama yang harus di hadapi, Untuk menghadap ipersaingan dibutuhkan kreatifitas untuk menghasilkan ide - ide dan produk yang unggul dibandingkan pesaing kita. 3) Kreativitas dalam mencari solusi menghasil ide-ide terobosan, dan dalam menjalankan tugas. 4) Orang kreatif tidak pernah menyerah dan selalu memiliki alternatif ide untuk masalah-masalahnya.3. Jurnal Nasional
- Judul : Membangun Kinerja Usaha Melalui Faktor Pembentuk Kapabilitas Pelaku Kewirausahaan Industri Kreatif Nasional
- Penulis : Iwan Hermawan
- Sumber :http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5809/2/PROS_Iwan%20H,%20Vs% 20Tripriyo%20Ps_Membangun%20Kinerja%20Usaha_fulltext.pdf
Analisis/ Rangkuman Jurnal
Kemunculan zaman ekonomi kreatif sebelumnya telah diramalkan Alvin Toffler dalam Future Shock (1970) yang menyatakan bahwa gelombang peradaban manusia itu dibagi tiga gelombang, meliputi fase abad pertanian, gelombang kedua abad industri dan gelombang ketiga abad informasi. Sementara pandangan Toffler berhenti disini, teori-teori terus berkembang dimana peradaban dengan kompetisi global yang ketat, pada akhirnya mendorong munculnya era peradaban baru gelombang keempat. Era baru peradaban ekonomi ini disebut knowledge-based economy (ekonomi berorientasi pada kreativitas).
Lahirnya knowledge-based economy (ekonomi kreatif) yang bermula dari paradigma industri kreatif muncul ke permukaan diawali dari pesatnya perkembangan Internet, ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga hal ini mendorong berubahnya dinamika pemetaan arah industri secara global membentuk ekonomi kreatif. Konsep ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi dengan input dan output berupa adalah gagasan, yang mana peran pembentuk ekonomi kreatif dikendalikan oleh hukum kekayaan intelektual (paten, hak cipta, merek, royalti dan desain). Ekonomi kreatif terdiri dari kelompok profesional. Mereka yang berada di dalam industri kreatif memberikan kontribusi terhadap garis depan inovasi, sehingga ekonomi kreatif dapat dikatakan sebagai sistem transaksi penawaran dan permintaan yang bersumber pada kegiatan ekonomi dari industri kreatif. Industri kreatif berfokus terhadap penciptaan nilai melalui daya kreativitas. Gagasan dan ide merupakan kunci utama dalam industri kreatif, sehingga gagasan ini menjadi aset kunci. Industri kreatif adalah industri yang merujuk pada berbagai aktivitas ekonomi yang melakukan eksploitasi pada aspek pengatahuan dan informasi. Pada sisi lain, nilai keekonomian dari suatu produk atau jasa di era ekonomi kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi seperti pada era industri, tetapi pada pemanfaatan kreativitas dan inovasi.
Industri kreatif nasional sebagai pembentuk iklim ekonomi kreatif menunjukkan perkembangan kontribusi PDB yang cukup signifikan (4,75 persen) dengan serapan tenaga kerja sebesar 3.702.447 orang pada kurun 2002-2006. Kendatipun pada krisis ekonomi global 2009 industri kreatif Indonesia tetap tumbuh 1,5 persen. Nilai ekspor industri kreatif dalam kurun waktu tersebut mencapai Rp81,4 Triliun (9,13 persen) dari total ekspor nasional. Pertumbuhan ekspor terbesar dari industri fashion dan kerajinan, dengan kontribusi net trade 2002-2010 mencapai 65,26 persen. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 9.109.129,4 Miliar Rupiah, yang meningkat dari tahun sebelumnya 2012 sebesar 8.241.864,3 Miliar Rupiah. Kedua PDB tersebut mengindikasikan pertumbuhan sebesar sebesar 10,52 persen. Sementara ini, sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar 641.815,4 Miliar Rupiah atau 7,04 persen dari total PDB. Kontribusi ini menempatkan sektor ekonomi kreatif di peringkat ketujuh dari sepuluh sektor ekonomi. Sektor ekonomi kreatif sendiri mengalami peningkatan pertumbuhan 10,9 persen (Indonesia kreatif 2013). Industri kreatif di Indonesia sudah direspon pemerintah dengan membentuk peta jalan industri kreatif nasional, namun relatif tertinggal apabila dibandingkan dengan negara-negara maju di Asia, Amerika dan Eropa yang telah mengekspor produk kreatif mereka dibidang perfilman, musik, game, seni maupun inovasi teknologi. Dari fakta dan deskripsi data tersebut di atas, hal yang bersifat esensial dalam model pengembangan peta jalan industri kreatif Indonesia adalah terciptanya akselerasi yang mendorong laju pertumbuhan industri yang berdaya saing. Hal ini menjadi penting dalam rangka mengejar ketertinggalan Indonesia terhadap eksistensi produk-produk industri kreatif yang berasal dari negara-negara lain.
Dalam sudut pandang industri kreatif, saat ini industri tidak dapat lagi bersaing di pasar global dengan hanya mengandalkan harga atau mutu produk saja, tetapi bersaing berbasiskan inovasi, kreativitas dan imajinasi (Simatupang 2008). Demikian pula pada lingkup mikro kewirausahaan yang merupakan unit pembentuk industri. Konsep kreatif dan bisnis kewirausahaan akan memberikan domain prioritas yang harus didefinisikan dalam perencanaan bisnis, dimana dalam kewirausahaan, seringkali memunculkan polemik tarik-menarik kepentingan atas produk, antara pelaku wirausaha dengan pekerja yang menciptakan produk seni. Pekerja seni mendesain langsung produk mereka dengan cita rasa dan imajinasi seni mereka. Ide kreatif yang tertuang didominasi atas nilai seni produk yang bersifat tidak terikat dan bebas dalam ekspresinya, lebih dominan daripada nilai ekonomi berupa uang. Namun dari sudut pandang manajemen wirausaha, aspek komersial produk lebih dikedepankan daripada hanya sekedar membuat produk seni, atau jika memungkinkan kedua nilai manfaat dari aspek seni dan komersial (HKU 2010). Sebenarnya polemik yang sering muncul dalam lingkup mikro kewirausahaan seperti ini dapat dijembatani dengan merumuskan karakter dan kapabilitas seorang wirausaha industri kreatif. Karakter dan kapabilitas tersebut menekankan pada konsep munculnya ide produk baru dan selalu terbarukan sebagai discovery dan inovasi produk, wirausaha yang bersikap proaktif serta wirausaha yang berani mengambil risiko dalam konteks bisnis kewirausahaan industri kreatif.
-ZNT-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar